Selasa, 13 April 2010

aduuuuuuuuuuuhhh....... nasib buruk tnyt masi blum mau beranjak jua da jiwa yg malang ini..
Pulang dr skola dg kepala pening nd cuaca spanas gurun Gobi, bus yg kutumpangi jua serasa sesak mnybalkan. Dan stelah kuteriakkan b'henti pd si sopir, bis malah br bnar'' b'henti d jrak kira'' 15meter. dan saat aku mw turun,eeeeeeehh bise uez meh jlan lage! dlm keadaan t'desak nd ogah jlan jau keruma, t'paksa aku lompat dr pintu bis tsb. sialny p'kiraanku 200% meleset. landing mulus yg kuperkirakan bnar'' gagal.. alhasil akupun jatoh gedebugh! nggoser ng pasiran.. panaas.... ouch! sakit! dan tak sorangpun mmbntuku brdiri! dan mreka cuman bengong leatin aku jatoh! ou shit! mreka pikir itu enak apah! eeh ni bis bnran rese! stela aku jato, bise mlah brenti ditempat lama bgt ig! smpe aku jlan t'tatih'' smpe druma, bis itu jua masi mmatung dsana kaya monster bego!

duh Gusti, nasib kula kok yo kyo ngene tho....... ampuuuuuuuuun..........

Selasa, 06 April 2010

Pagi Menjemukan

Pagi, aku muram hari ini. Akankah dapatku lalui hari ini sepenuhnya… aku takut menulis lagi. Dia lihat itu. Dia baca itu. Dan terus-terusan meledekku. Seakan menulis semua itu adalah perbuatan seorang bodoh yang pantas tuk terus-terus dihina. Ap aku salah ungkapkan itu semua??????? Apa cuma itu yang bisa kau dapati. Apa semua yang telah kau ketahui itu tak bisa merubah pendapatmu walau sedikit??????? Keterlaluan namanya kalau setelah kau ketahui semua itu lantas masih terus, bahkan semakin menjatuhkanku. Konyol! Bahkan menulis hal macam itupun aku tak bisa lagi. Tak ada tempat yang bisa kupercaya. Bangsat! Aku marah hari ini. Aku benci!!!!!!!!!!!!!
Aku marah kau memang benar-benar mak lampir! Dan apakah aku bisa benar-benar membencimu????????? Aku tak tahu. Nuraniku bilang aku tak boleh benci. Tapi, fikiranku benar-benar muak melihat semua ini.. aaaaaaaaaarrrrrghhh!!!

Malam dan Sejuta Ketakutanku

Malam, aku kembali ingin agar kau kembali menjadi teman keluh kesahku. Dan jika selama ini kelakuanku seperti manusia bodoh tak bermoral, itu mungkin karena aku butuh kasih sayang lebih. Aku butuh perhatian lebih. Sama seperti balita, selalu ingin dekat dengan orang tuanya meski ia senamg berada dekat dengan sebayanya. Aku bukan bandel sebenarnya. Aku Cuma kesepian. Dan sebanarnya aku bimbang.
Butuh teman untuk ceritakan semua hari-hariku. Akan tetapi saat aku bersama teman-temanku, aku tak bisa bicara banyak. Yah.. agak pendiam memang. Itu semua Cuma ketakutanku. Aku takut mereka tak menerimaku.akupun takut mereka jua tak mau mendengarku. Suatu pemikiran yang bodoh memang. Pemikiran seorang belia yang putus asa dan tidak percaya diri
Jujur, aku merasa iri dengan teman-temanku. Iri hanya karena mereka bisa dekat dengan kedua orang tuanya. Bercengkrama dalam kehangatan keluarga mereka. Sudahkah keluargaku ini seperti itu??????
Mungkin. Karena aku belum tahu pasti, aku takut pada mereka. Perasaanku sering merasa begitu. Terus saja mencurigai aku. Terus terang itu membuatku takut. Mereka larang ini larang itu. Dengan cara yang sama sekali tak aku sukai. Dan semua ini membuatku semakin penasaran. Menutup hati, butakan mata mata hatiku. Mengapa mereka seakan susah mempercayai aku???? Apa aku memang begitu tak bisa dipercayanya????????
Tragis… dan sekali lagi aku ingin menangis…...